Sunday 21 June 2015
Berlangganan

Terapi Menelan Ikan Hidup bagi Pengobatan Asma di India

Terapi Menelan Ikan Hidup bagi Pengobatan Asma di India

Terapi Menelan Ikan Hidup bagi Pengobatan Asma di India - Seorang anak tercekik dan  -menggeliat saat dia diberikan pengobatan asma. Anak ini tidak diberikan pengobatan medis modern seperti pil atau inhaler, tetapi dipaksa bagi menelan ikan hidup-hidup.

Setiap tahun, ribuan orang India berbaris mengantri bagi menelan makhluk laut berlendir. Buat mereka tidak ada yang salah dengan pengobatan asma ini, karena terapi ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun silam. Beberapa penderita asma berkumpul setiap Juni sebelah kota Hyderabad.

Berbondong-bondong mereka datang kesana bagi menelan ikan yang berisi saus herbal berwarna kuning. Mereka mengharapkan, pengobatan itu bisa menolong bagi bernapas lebih mudah. Terapi ini dikelola oleh keluarga Goud Bathini. Mereka menggunakan formula herbal rahasia yang di turunkan dari generasi ke generasi, hanya bagi anggota keluarga.

Ikan hidup menggeliat-geliat saat dimasukkan pasta herbal. Beberapa anggota keluarga Bathini lalu memasukkan ikan ke tenggorakan seorang pasiennya. Kadang jarinya dimasukkan semakin dalam bagi meyakinkan ikan itu sudah turun dari kerongkongan pasien.

bagi menghindar tersedak, seorang terapis menjepit hidung pasien, lalu memberi sedikit pijatan di leher. Resep ini yaitu rahasia keluarga yg tidak akan diungkapkan. Keluarga ini mengatakan, mereka memperolehnya dari orang suci pada tahun 1845.

Jamu itu dimasukkan ke mulut ikan sarden hidup, bisa juga ikan murrel. Ikan yang panjangnya lima sentimeter itu meluncur ke tenggorokan pasien. Tak jarang hingga membuat mereka muntah.

Keluarga ini selalu mempertahankan terapi membersihkan tenggorokan dengan ikan ini. Secara permanen terapi ini sudah mengobati asma dan permasalahan pernapasan lain, dengan syarat pengobatan diberikan selama setidaknya tiga tahun.

Sesudah menelan pengobatan ikan, pasien diberitahu bagi melakukan diet ketat selama 45 hari. Ribuan orang melakukan perjalan dari semua India bagi menbisa pengobatan gratis selama dua hari. Mereka menentukan tanggal berdasarkan permulaan musim hujan setiap Juni.

Beragam cara digunakan pasien agar ikan berhasil lolos dari tenggorokan mereka. Hal semacam ini menunjukkan, terapi tidak segampang yang dikira. Orangtua seringkali memaksa anaknya, yang menangis di tempat pengobatan, bagi membuka mulut. Sementara yang lain ada yang menggunakan teknik mencubit hidung, atau tutup mata saat menelan ikan kecil itu.

Seorang gadis terlihat melarikan diri, dia dimarahi oleh orang tuanya karena menghindar bagi menelan ikan. Kelompok pembela hak asasi manusia dan beberapa dokter mengeluhkan pengobatan ini karena dianggap tidak ilmiah dan tidak higienis, semua klaim yang ditolak oleh keluarga Bathini.

Namun, tidak semua orang tampaknya setuju. Pemerintah India bahkan juga mengatur kereta khusus menuju tempat pengobatan ikan ini setiap tahun. Ditambah pengerahan polisi bagi mengendalikan massa.